Jumat, 10 Juli 2009
Aceh Bangun Jalan Tol Senilai Rp 35 Triliun
BANDA ACEH, KOMPAS.com — Pemerintah berencana untuk memulai pembangunan jalan bebas hambatan (tol) pada pertengahan tahun 2010 mendatang. Jalan yang akan menghubungkan Banda Aceh-Medan, Sumatera Utara, itu diperkirakan menghabiskan dana Rp 35 triliun.
"Beberapa calon investor sudah tertarik untuk menangani pembangunan ini, seperti dari Jerman, Belanda, dan Korea Selatan," kata Kepala Bidang Infrastruktur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi NAD Hamdani, di sela-sela diskusi tentang penataan ruang Aceh di ruang serba guna Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi NAD di Banda Aceh, Kamis (2/7).
Hamdani mengatakan, proyek pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang lebih kurang 400 kilometer itu merupakan bagian dari program pembangunan jalan bebas hambatan di Pulau Sumatera yang dicanangkan Kementerian Pekerjaan Umum. Jalan bebas hambatan itu merupakan bagian dari proyek besar Pemerintah Indonesia untuk masyarakat yang tinggal di Pulau Sumatera.
Lebih lanjut, Hamdani mengatakan, proyek pembangunan jalan itu sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2008 lalu dengan mengerjakan studi kelayakan. Sampai tahun 2010, proses pengerjaan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan juga terus dikerjakan.
"Ini sudah menjadi bagian dari proyek nasional dan tercantum dalam rencana tata ruang dan tata wilayah Pulau Sumatera. Jadi, ini program nasional," ujarnya.
Hamdani menyatakan, Pemerintah Provinsi NAD sendiri sudah berinisiatif untuk melakukan pembebasan lahan. Dalam rencana anggaran pendapatan dan belanja Aceh (RAPBA) tahun 2010 mendatang, Bappeda telah mencantumkan rencana pembiayaan untuk menalangi pelaksanaan pembebasan lahan di daerah-daerah yang akan dilintasi oleh proyek ini.
Posted by DJ_Archuleta (ssci)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jalan yang akan dibangun merupakan jalan berkategori highway (bukan jalan tol). jadi Pengguna jalan dapat melintasi jalur highway ini tanpa dipungut biaya apapun. ini merupakan terobosan baru di Indonesia dan satu-satu nya di Indonesia. mungkin daerah lain akan menyusul ide yang dikembangkan oleh rakyat aceh.
BalasHapus